Tawuran Bawa Pisau Bukan Budaya Warga Palembang







Saat itu, aksi kejahatan seperti penjarahan, pembakaran ataupun lainnya cukup sering ditemukan di Palembang, sehingga atas hal tersebut masyarakat berkeyakinan membawa senjata tajam pisau menjadi keharusan untuk menjaga diri.

Ia menyatakan, dari situ pula pihaknya menyakini lahir perbuatan “tujah” (istilah untuk perbuatan menusuk seseorang dengan pisau) sebagai pemicu aksi tawuran antarwarga untuk menyelesaikan permasalahan, mengeser budaya bermusyawarah yang kental.

“Apapun itu sekali lagi tawuran/kerusuhan bersenjata tajam bukanlah budaya Palembang. Jangan pula insiden dekade 70-an hingga 90-an dibiarkan diadopsi masyarakat,” ujar Kemas Ari, yang juga Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Untuk itu, ia mengharapkan adanya upaya penebalan tindakan preventif mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum hingga melibatkan segenap elemen masyarakat untuk menekan aksi tawuran bersenjata tajam di Palembang ini. HALAMAN SELANJUTNYA>>



About Admin JejakNegeriku.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!