



Selain itu, meski kehadiran platform over the top (OTT) turut mendorong keragaman dalam jalur distribusi, Hikmat berpendapat bahwa layanan tersebut juga dapat berpotensi menghilangkan pasar majemuk apabila hanya mengedepankan film-film yang dianggap laris.
Menurut Hikmat, pasar majemuk bisa didorong dengan membuat perangkat peraturan atau infrastruktur yang menyediakan slot di bioskop untuk film-film yang lebih beragam. Penciptaan pasar majemuk, ujarnya, perlu didorong oleh semua pihak termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat.
“(Pasar majemuk) itu bisa dicapai lewat perjuangan untuk menciptakan kebijakan atau perangkat peraturan yang memungkinkan ada slot lebih banyak bagi film-film alternatif Indonesia,” katanya. (Antara/ded)

