Penulis “Balada Si Roy” Bersyukur Karyanya Difilmkan







“Membuat Balada Si Roy itu berisiko. Karena di situ ada bullying. Istilahnya Roy itu nggak suka sekolah. Itu memang terjadi. Kenapa Roy dihentikan, karena mempengaruhi anak-anak saat itu. Nggak mau sekolah. Banyak protes dari emak-emak. Terutama Kalimantan dan Sulawesi,” jelas Gong.

Di sisi lain, sutradara Fajar Nugros menjelaskan bahwa istilah “kutukan” sendiri diucapkan oleh Gol A Gong. Namun meskipun demikian, Fajar sendiri memang sangat tertarik dengan cerita “Balada Si Roy” dan sudah lama ingin mengangkat ceritanya menjadi sebuah film.

“Kalau soal kutukan, itu istilahnya Mas Gong sebenarnya. Tapi kalau bagi saya, kadang sebagai sutradara itu kan punya keinginan kayak jenjang karir saya nyampe nggak ya untuk mengangkat cerita-cerita yang dulu saya baca,” terang Fajar.

“Sebenarnya terlintasnya itu ketika Mas Gong lagi posting di Twitter dia sedang ada di Kamboja. Saya DM Balada Si Roy masih available nggak untuk saya filmkan. Terus katanya kalau tertarik ke rumah saja. Akhirnya saya sama Santi ke Serang,” imbuhnya.

Namun ternyata, menggarap “Balada Si Roy” memang tidaklah mudah. Fajar sendiri mengaku mengalami beberapa kendala saat prosesnya.

Menanggapi hal tersebut, Gong tetap bersyukur bahwa Fajar menggarapnya dengan serius. Sehingga Fajar pun dapat menyelamatkan kisah “Balada Si Roy”.

“Tapi setelah dia mengatakan iya, baru bisa difilmkan 2 tahun kemudian. Ketika mau difilmin, pandemi. Jadi kita mundur lagi. Setelah pandeminya agak reda di awal 2021, baru bisa kita syuting pertama kali. Pas mau dirilis, mundur 2 kali atau 3 kali,” kata Fajar.

“Ketika Fajar dan Santi datang, saya pikir kayaknya ini deh yang akan mencabut kutukannya. Karena mereka serius,” timpal Gong.(Antara/ded)



About Admin JejakNegeriku.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!