Pengamat: Perempuan di Dalam dan di Balik Film Semakin Beragam







Hikmat mencontohkan bagaimana film-film Usmar Ismail menampilkan sosok perempuan, salah satunya termasuk tokoh Laila yang diperankan oleh Dhalia dalam film “Lewat Djam Malam” (1954).

Walaupun tokoh Laila menjadi pelacur, Hikmat menilai tokoh tersebut menjadi mitra bicara yang setara dengan tokoh utama. Selain itu, tokoh Laila juga digambarkan memiliki kehendak atau keinginan yang melampaui posisinya sebagai perempuan malam.

“Itu (‘Lewat Djam Malam’) cukup menarik walaupun yang menulis masih laki-laki, yang membuat film masih laki-laki. Tapi setidaknya (tokoh itu) tidak sekadar objek fantasi laki-laki saja,” ujarnya.

Menurut Hikmat, representasi perempuan tidak hanya diartikan sebagai kehadiran sosok perempuan secara kuantitatif di dalam film, melainkan juga bagaimana pandangan kamera dalam menampilkan tubuh perempuan, apakah memposisikan perempuan sebagai objek atau subjek film.

“Kadang di balik layar kita rayakan posisinya, power-nya (perempuan). Tapi kemudian produknya bisa jadi masih berada dalam ideologi patriarki, masih mengukuhkan. Ya, itu dinamikanya,” ujar Hikmat.

Ia mengatakan keragaman representasi perempuan di dalam layar pada masa sekarang dipengaruhi oleh kekuatan visi perempuan pembuat film yang banyak bermunculan selepas masa reformasi, mulai dari Mira Lesmana, Nia Dinata, Gina S. Noer, Mouly Surya, Kamila Andini, Meiske Taurisia, dan seterusnya. HALAMAN SELANJUTNYA>>



About Admin JejakNegeriku.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!