“My Sassy Girl”, Perjalanan Rumit Demi Temukan Cinta









Terlebih, untuk karakter Sisi yang cukup meledak-ledak dan susah ditebak. Mungkin bagi beberapa orang cukup sulit untuk berempati dengannya dan malah menjadi cukup sukar untuk diikuti. Namun tetap saja, penampilan kedua pemain utama ini patut diapresiasi, dan cocok untuk ditonton oleh penonton remaja dan penggemarnya.

Di sisi lain, “My Sassy Girl” versi Korea merupakan film yang dekat dengan sang sutradara, Fajar Bustomi. Hal itu membuatnya begitu bersemangat dalam menggarap film remake versi Indonesia dengan judul sama tersebut.

Ia menambahkan, kecintaannya akan versi aslinya 21 tahun silam itu membuatnya tertarik untuk menambahkan tafsiran dan unsur kedekatan lebih lanjut kepada penonton.

“Ini seperti membuat film versi sudut pandang dan tafsiran saya. Saya ingin buat ‘My Sassy Girl’ yang indonesia banget,” kata dia baru-baru ini.

Sekarang, mari bicara soal visual. Fajar Bustomi bukan nama asing bagi film-film remaja Indonesia. Sebut saja trilogi “Dilan dan Milea” (2018-2020) hingga “Mariposa” (2020). Tentu, ia memiliki formula tersendiri dalam meracik film ber-genre sama, dan itu terlihat di “My Sassy Girl” versinya. HALAMAN SELANJUTNYA>>















About Admin JejakNegeriku.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!