



“Aku sering menyinggung soal ini. Dari awal pandemi orang-orang kayak bilang, ‘Jangan lupa cuci tangan 20 detik’. Tapi nggak ada yang bilang, ‘Jangan lupa matiin airnya ketika lagi cuci tangan 20 detik’. Jadi kampanyenya kayak cuci tangan tapi airnya nyala terus,” katanya.
Selain itu, Iqbaal juga mulai berusaha untuk mengurangi intensitas belanja pakaian baru atau fast fashion di luar urusan pekerjaan profesional. Ia mengaku tidak mempermasalahkan apabila mengenakan pakaian bekas atau thrift fashion.
“Dan lagi-lagi karena aku seorang mahasiswa, aku masak (selama di Melbourne). Masaknya juga secukupnya aja, jadi nggak ada sampah tersisa,” katanya. (Antara/ded)

