



Mulanya, kata Han, sebuah rumah produksi mengusulkan proyek ini kepadanya namun ia belum menemukan cara untuk mengeksekusi ide sehingga ia beralih ke proyek lain tetapi Han juga tidak dapat melupakan proyek “Emergency Declaration” mengingat dirinya menderita aerophobia.
“Setelah menyaksikan tragedi kecil dan besar di masyarakat, saya akhirnya memiliki sesuatu untuk dibicarakan dengan film itu,” kata Han saat konferensi di Seoul, Korea Selatan, pada Senin (19/6/2022) waktu setempat, dikutip dari The Korea Times.
Meskipun film ini mencakup efek visual yang mengesankan, ketegangan, serta dipenuhi aksi dan sensasi, Han memberikan gambaran realistis tentang bagaimana setiap manusia di pesawat dapat bereaksi berbeda ketika berada dalam bahaya, apalagi menghadapi virus dan serangan teroris.
“Ketika saya membaca naskahnya, itu menarik karena sangat realistis. Saya pikir Anda bisa benar-benar tenggelam dalam film dan itu akan menjadi kekuatan terbesar dari proyek ini,” ujar Lee Byung-hun. HALAMAN SELANJUTNYA>>

