




Palembang, JN
Budayawan Kemas Ari Panji menilai aksi tawuran di Palembang tidak bisa dikaitkan dengan budaya warga setempat dalam hal membawa pisau atau sejenisnya saat berkegiatan.
Menurut Kemas Ari, aksi tawuran itu adalah ulah oknum yang sengaja berbuat kerusuhan di tengah masyarakat baik berlatar masalah antarpribadi atau pun kelompok.
Sementara, budaya membawa pisau atau senjata tajam itu semata adalah kebiasaan warga Palembang masa lampau untuk kepentingan berkebun, berternak dan semacamnya.
Kemudian budaya atau kebiasaan itu pun, lanjutnya, sudah mulai ditinggalkan warga Palembang karena tidak relevan lagi mereka terapkan melihat Palembang yang sudah metropolis atau maju. HALAMAN SELANJUTNYA>>

