




Untuk memperkuat budaya dialog ini, Gubernur juga menginstruksikan Sekretaris Daerah Sumsel untuk segera menyediakan kotak saran di lingkungan kantor gubernur. Inovasi ini diharapkan menjadi sarana bagi pegawai menyampaikan aspirasi secara tertulis dan kontinu.
Rencananya, seluruh isi dari kotak tersebut akan dibahas secara rutin oleh Gubernur setiap selesai Shalat Jumat. Dengan begitu, tidak akan ada satu suara pun yang terlewatkan dari perhatian pimpinan daerah.
“Saya ingin memastikan bahwa semua suara terdengar. Setiap ide, kritik, atau harapan layak mendapat perhatian,” tegas Deru.
Menurutnya, budaya komunikasi dua arah ini tidak hanya akan memperkuat hubungan internal di pemerintahan, tetapi juga berkontribusi pada kualitas pelayanan publik.
Kebijakan tersebut menjadi bukti bahwa Gubernur Herman Deru tidak hanya hadir sebagai pemimpin administratif, tetapi juga sebagai figur yang merawat hubungan kemanusiaan dalam birokrasi.
Turut hadir dalam kesempatan itu Sekda Drs H Edward Candra, Para Asisten, Kepala OPD dan Kepala Biro di lingkungan Pemprov Sumsel. (rob)







