



Gerakan tersebut menghendaki pengunjung untuk membawa botol minum mereka sendiri di dalam area festival, penyediaan area water refill secara gratis bagi pengunjung, pengelolaan sampah terpilah, dan aktivasi lainnya demi menyebarkan kampanye kesadaran lingkungan dan sosial di wilayah festival.
Penyelenggara mengatakan Synchronize Fest pada tahun ini bertekad untuk merayakan keberagaman musik Indonesia dan sekaligus menjadi corong amplifikasi pergerakan musik lokal yang berdaulat di negerinya sendiri.
Pada akhirnya, kata penyelenggara, Synchronize Fest akan terus menjadi sebuah rumah musik hidup mandiri yang beragam, nyaman, aman, menyenangkan, penuh kegembiraan bagi semua orang, seluruh keluarga, tanpa mempedulikan latar belakang ekonomi, pilihan politik, suku bangsa, agama dan ras.
“Keberlangsungan festival seperti yang kita idam-idamkan di atas akan sepenuhnya berada di tangan para penggerak Synchonize Fest yang masih setia menunggu paska absennya Synchronize Fest sejak tahun 2020 akibat pandemi,” demikian keterangan dari pihak penyelenggara. (Antara/ded)

