Sumsel Genjot Ekspor Kopi Lewat Skema Closed Loop









Melalui pendekatan Closed Loop, Pemprov Sumsel bersama OJK dan para pemangku kepentingan lainnya berusaha membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan. Sistem ini mencakup pembiayaan, produksi, pengolahan, distribusi, hingga ekspor dalam satu rantai pasok terintegrasi.

“Ini bukan hanya tentang menjual kopi ke luar negeri, tapi bagaimana kita membangun keberlanjutan dari hulu ke hilir,” tegasnya.

Kegiatan ini juga menjadi ajang kolaborasi lintas sektor. Hadir Ketua Dewan Komisioner OJK RI, Mahendra Siregar; Deputi Komisioner Hubungan Internasional APU-PPT dan Daerah, Bambang Mukti Rivadi; serta Kepala OJK Provinsi Sumsel, Arifin Susanto. Sejumlah kepala OPD Pemprov Sumsel juga turut hadir.

Mahendra Siregar menyatakan bahwa closed loop tidak sekadar menjadi jargon, melainkan praktik nyata yang sudah mulai diimplementasikan. “Kita sudah ada penandatanganan kredit usaha, premi asuransi gagal panen, hingga kredit alat mesin pertanian. Ini rantai pasok menyeluruh yang berkelanjutan,” ungkap Mahendra.

Ia menegaskan, bahwa keberhasilan closed loop bukan sekadar satu siklus produksi.

“Kita inginnya ekspor meningkat terus, kualitas kopi terjaga, dan kesinambungan terjamin,” tambahnya.

Melalui forum ini, Sekda juga berharap dapat dirumuskan arah kebijakan yang tepat dalam mendukung kebutuhan riil petani kopi. “Kita butuh pembiayaan yang adaptif terhadap kondisi lokal,” tuturnya.

Kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan komitmen kredit alsintan dan persetujuan ekspor kopi Sumsel. Ini menjadi langkah konkret dalam membangun sektor kopi Sumsel yang tangguh dan berdaya saing global. (rob)















About Admin JejakNegeriku.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!