Sepak Bola, Rolex dan Euforia









Pembinaan terhadap olahraga harus dilakukan dengan profesional dan berkelanjutan. Profesional di sini berarti pengelolaan harus dilakukan dengan memisahkan kekayaan pribadi dengan pengembangan dan pembinaan olahraga. Berkelanjutan berarti harus mempertimbangkan peningkatan kualitas pembinaan atlet secara dini, perbaikan kualitas latihan, perbaikan gizi dan nutrisi atlet, pemberian kesempatan sparing dan bertanding, serta pemberian apresiasi yang wajar.

Sebaliknya, jangan sampai pengelolaan olahraga hanya mempertimbangkan pada aspek populis seperti memberikan penghargaan yang berlebihan itupun kalau kebetulan berprestasi tanpa ikut serta dalam proses perbaikan olahraga itu sendiri.

Di akhir, momentum Presiden Prabowo yang memberikan apresiasi terhadap punggawa Timnas perlu kita hargai sebagai bentuk apresiasi kepala negara terhadap cabang olahraga yang banyak digandrungi oleh masyarakat. Kendati begitu, perlu kita ingat pula bahwa ada banyak cabang olahraga lainnya yang patut pula diapresiasi secara adil oleh Presiden Prabowo.

Selain itu, permasalahan lainnya seperti pembinaan dan tata kelola keolahragaan di tingkat nasional dan daerah perlu pula diperhatikan oleh Presiden Prabowo. Sebagai rakyat biasa, saya dan mungkin sebagian besar rakyat Indonesia tentu berharap Indonesia dapat berbicara banyak di kualifikasi Piala Dunia, bahkan dapat menembus Piala Dunia di Benua Amerika tahun depan. Dan tentu, sebagai pecinta olahraga pula saya dan rakyat Indonesia lainnya tentu berharap olahraga lainnya dapat diperhatikan dan sama-sama berprestasi untuk mengharumkan nama Indonesia. (***)

Oleh : Nur Fauzi Ramadhan, Direktur Polhukam Asah Kebijakan Indonesia.















About Admin JejakNegeriku.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!