




Edward juga menyampaikan kabar positif mengenai kondisi mangrove di Sumsel. Saat ini, luas kawasan mangrove tercatat 173.114 hektare atau 28 persen dari total luasan mangrove di Pulau Sumatera. Bahkan, dalam tiga tahun terakhir terjadi penambahan seluas 1.485 hektare berkat upaya restorasi yang konsisten dilakukan berbagai pihak.
Meski begitu, ia tidak menutup mata terhadap tantangan besar yang dihadapi. Konversi lahan mangrove menjadi tambak telah mencapai 69 persen dan kerap menimbulkan persoalan sosial di masyarakat pesisir. Kondisi ini menjadi alarm penting agar pengelolaan dilakukan dengan lebih hati-hati dan berkelanjutan.
“Pengelolaan mangrove tidak bisa dilakukan sendiri. Dibutuhkan dukungan lintas sektor dan sinergi nyata antar pemangku kepentingan. Di sinilah peran KKMD sangat penting untuk menghubungkan berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan pesisir dan daerah aliran sungai,” jelasnya.
Menurut Edward, KKMD harus menjadi wadah terpadu yang mampu menyatukan langkah antara masyarakat, pemerintah daerah, lembaga donor, sektor swasta, hingga akademisi. Dengan begitu, keberlanjutan ekosistem mangrove dapat terjaga, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. HALAMAN SELANJUTNYA>>







