




“Pondok pesantren adalah mitra penting pemerintah. Tanpa Ponpes, sulit bagi kita menjangkau pendidikan agama secara menyeluruh,” ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi dedikasi para pengasuh Ponpes yang telah membina santri menjadi pribadi tangguh, sekaligus orang tua yang mempercayakan pendidikan anaknya di pesantren.
Dalam pidatonya, Herman Deru mengibaratkan pesantren sebagai pandai besi. “Besi jika tak diolah hanya menjadi rongsokan, tapi di tangan pandai besi bisa menjadi sepeda ontel yang bernilai. Begitu pula santri yang dibina di Ponpes,” ucapnya.
Selain menyoroti pendidikan, Herman Deru juga mengingatkan pentingnya pengawasan penggunaan gawai di kalangan anak-anak. Menurutnya, era digital yang tidak berpagar menuntut perhatian ekstra dari para orang tua, khususnya ibu.
“Semua informasi kini dalam genggaman. Apa yang terjadi di luar negeri bisa diakses anak-anak kita. Ini menjadi tanggung jawab bersama,” imbuhnya. HALAMAN SELANJUTNYA>>







