



“Agar kejadian seperti ini tidak terulang, kami akan mendalami keterlibatan pihak korporasi dan dari mana sumber limbahnya, apabila terbukti akan kami tindak dan mereka harus dihukum seberat-beratnya,” tegas Rasio Sani.
Tersangka nakhoda kapal berinisial CP dijerat Pasal 69 ayat 1 huruf d dan Pasal 106 UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan ancaman pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama 15 tahun serta denda minimum Rp5 miliar dan maksimum Rp15 miliar.
CP juga disangkakan dengan Pasal 329 UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dengan ancaman pidana penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak Rp300 juta.
Sementara itu, berkas penyidikan bersama KLHK dengan KSOP Batam dengan tersangka nakhoda berinisial CP dinyatakan lengkap. Tersangka yang saat ini ditahan di Polda Kepri dan barang bukti diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Kota Batam.
Kapal SB Cramoil Equity mengangkut 20 kontainer jenis IBC tank berkapasitas 1.000 liter, berisi limbah B3 cair dari Pelabuhan Singapura dengan tujuan laut lepas. HALAMAN SELANJUTNYA>>

