



“Kemudian saya cari tahu dimana letak kesalahannya, ternyata setelah saya pelajari di tahun 2021 Muba itu terlalu tinggi pada belanja operasional? Belanja operasional inilah yang menyebabkan Muba itu sangat kecil dianggarkan untuk biaya pembangunan, makanya kedepan kita akan rubah pola kebijakan anggaran yang sebelumnya belanja operasinya sangat tinggi Rp 2,6 Triliun (diluar Dana Desa), dan belanja pembangunan atau belanja modal diangka Rp 700 Miliar,” jelas Kak Nasir.
Diungkapkannya, jika kedepannya hal itu akan dirubah, dimana sebelumnya belanja operasinya akan dikurangi dan akan pindahkan ke belanja pembangunan hingga kedepannya belanja pembangunan akan dialokasikan anggaran Rp 1,8 hingga Rp 2 triliun dalam satu tahun anggaran.
“Sekarang bagaimana mengenai anggaran Rp 1,8 hingga 2 triliun tersebut? Sekarang jumlah desa di Muba ada 227 desa dan 13 kelurahan sehingga total desa dan kelurahan 240. Sekarang kita harus bangun mulai dari desa kita sama ratakan dulu tiap desa, desa ini kita anggarkan dalam tiap tahun sebesar Rp 5 miliar itu khusus ke semua desa dan kelurahan, tanpa pengecualian mau desa besar atau desa kecil kita sama ratakan dulu. Tentu saja itu di luar Dana Desa,” tegasnya.
Sehingga kalau setiap desa dan kelurahan dianggarkan Rp 5 miliar dikali 240 maka totalnya Rp 1,2 triliun maka masih ada sisa hingga Rp 800 miliar.
“Nah sisanya tersebut masih kita gunakan untuk pembangunan segala prioritas. Contohnya begini, jalan poros dari Lalan menuju Sungai Lilin sekitar 60 kilometer, kalau kita mau bangun dengan daya tekan K300 supaya mobil bertonase 15 ton itu bisa lewat dengan lebar 6 meter panjangnya 60 kilometer, itu kita harus mengalokasikan paling tidak Rp 200 miliar. Dengan anggaran Rp 200 miliar itu kalau kita alokasikan dalam 2 tahun, artinya kita mengangarkan jalan tersebut Rp 100 miliar pertahunnya. Jadi dalam waktu 2 tahun problem jalan poros dari Kecamatan Lalan ke Kecamatan Sungai Lilin selesai,” terangnya.
Kemudian, lanjut M Nasir, jalan dari Simpang Kelurahan Mangun Jaya menuju Desa Keban 1, Macang Sakti dan Lubuk Bintialo itu rusak yang panjangnya sekitar 60 kilometer maka akan dibangun tahun pertama Rp 100 miliar dan tahun kedua Rp 100 miliar maka dalam dua tahun jalan itu akan mulus.
“Begitu juga dengan daerah-daerah lainnya,” kata lulusan Fakultas MIPA Jurusan Matematika Universitas Sriwijaya tersebut. HALAMAN SELANJUTNYA>>

