



“Kita mencintai Bapak Jokowi dengan segala kelebihannya, dan ada kekurangannya, tetapi jangan kemudian dijadikan alasan untuk memperpanjang masa jabatan Presiden dan mengubah UUD 1945,” ucapnya.
Namun, ujar dia, bagaimana halnya ketika nanti rakyat Indonesia bertemu dengan figur presiden yang buruk sehingga saat itu mengatakan masa jabatan presiden cukup satu kali saja.
“Kemudian ubah lagi Undang-Undang Dasar (UUD). Emang UUD 1945 kita ini Power Rangers yang bisa berubah setiap saat?,” selorohnya.
Dewa Palguna pun menyampaikan bahwa dia memiliki pertanyaan yang sama dengan pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra.
“Kalau masa jabatan Presiden diperpanjang, artinya tidak ada Pemilu yang baru, lalu wajibkah kita sebagai warga negara taat kepada perintah yang dikeluarkan Presiden yang lewat masa jabatannya?,” ucapnya.
Dalam acara sosialisasi yang diikuti oleh perwakilan mahasiswa, tokoh-tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan akademisi itu juga menghadirkan pembicara Dr Anak Agung Gede Duwira Hadi Santosa, SH, MHum (akademisi Universitas Udayana)
Duwira Hadi Santosa dalam kesempatan itu diantaranya menyoroti sejumlah spirit dalam tokoh-tokoh pewayangan di epos cerita Mahabharata yang berkaitan dengan sikap-sikap politik dalam bernegara. (Antara/andi)

