



“Irama (trend) elektabilitas hasil survei tetap menunjukkan Paslon Joncik Muhammad-Arifa’i memiliki trend elektabilitas positif dan masih konsisten unggul pada Survei terakhir. Kenaikkan elektabilitas Joncik Muhammad-Arifa’i juga diikuti oleh pesaingnya tetapi ada jarak (gap) elektabilitas yang cukup jauh. Dalam arti, elektabilitas Joncik Muhammad-Arifa’i secara statistik unggul signifikan. Pengalaman survei perilaku pemilih biasanya untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas yang lebih dari dua puluh persen, dibutuhkan kerja politik yang super ekstra bagi penantangnya. Selain itu, kalaupun terjadi tsunami politik, diprediksi tidak akan terjadi lonjakan elektabilitas yang luar biasa. Sebab, Pilkada sudah menyisakan waktu yang sedikit. Pastinya juga setiap Paslon akan mengamankan basis pemilih yang militan ketimbang melebarkan lumbung suara. Jurus ini pasti dilakukan terutama Paslon yang sudah unggul di tataran elektabilitas,” terang mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini.
Lebih lanjut mantan Auditor Survei Capres Partai Demokrat ini memprediksi, Paslon Joncik Muhammad-Arifa’i elektabilitasnya akan berada di range (berkisar) 55%-74 %. Tentunya partisipasi pemilih akan sangat menentukan besarnya keunggulan masing-masing Paslon Bupati dan Wakil Bupati.
Pria yang sudah 29 tahun menekuni survei perilaku pemilih ini juga menerangkan, dilihat dari tingkat sosialisasi antara Paslon Bupati dan Wakil Bupati, semuanya memiliki frekuensi yang sama. Indikator yang digunakan dalam potret survei adalah sosialisasi tatap muka/pertemuan umum/media sosial, media cetak, spanduk/baleho/stiker/kalender, televisi dan radio. Semua alat serangan udara dan darat tersebut untuk mendekati dan meyakinkan pemilih intensitasnya sama kuat antara Paslon Bupati dan Wakil Bupati. HALAMAN SELANJUTNYA>>

