




Sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta pada hari Selasa (14/6/2022) memvonis Sri Utami selama 4 tahun penjara dan denda Rp250 juta subsider 3 bulan kurungan karena terbukti melakukan sejumlah pengadaan fiktif pada tahun 2012 yang merugikan negara senilai Rp11,124 miliar.
Dalam perbuatannya, Sri Utami terbukti menerima uang sejumlah Rp2,398 miliar dengan penerimaan sebesar Rp1,498 miliar dari kegiatan “Sosialisasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral Bahan Bakar Minyak Bersubsidi Tahun Anggaran 2012” dan penerimaan sebesar Rp900 juta berasal dari kegiatan “Sepeda Sehat dalam Rangka Sosialisasi Hemat Energi Tahun 2012”. Diketahui bahwa seluruh perbuatan Sri Utami tersebut merugikan negara sebesar Rp11,124 miliar.
Sementara itu, majelis hakim Pengadilan Tipikor Bandung, Jawa Barat, pada hari Senin (6/6/2022) menyatakan terdakwa Andririni terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi.
Saat ini, kata Ali, Andririni akan menjalani masa pidana penjara selama 4 tahun dikurangi masa penahanan yang sudah dia jalani. Selain itu, dia juga berkewajiban membayar denda sebesar Rp400 juta dan pidana tambahan berupa uang pengganti sebesar Rp2,6 miliar. (Antara/ded)







