



Selain sang kakek, hal lain yang membuatnya tertarik dengan seni pentas wayang kulit adalah ragam ceritanya. Tak hanya kaya dengan visualisasi dan gaya penceritaannya yang unik, adu dialog di dalam cerita wayang, bagi Ki Bayu, merupakan sesuatu yang sangat menarik.
“Dalam pementasan, saya suka adegan-adegan berdebat, bahwa perang tidak harus selalu secara fisik. Saya suka adegan peperangan dialog, argumen. Dengan itu, saya mengambil konflik keseharian ke dalam seni pendalangan,” paparnya.
Lebih lanjut, Ki Bayu berharap, rasa memiliki yang besar dari masyarakat akan seni wayang bisa terus ada.
“Rasa memiliki itu saja sudah cukup untuk membuat wayang tetap hidup dan menganyam cerita bagi kita semua,” tutupnya. (Antara/ded)

