




Sejak pernyataan ini diumumkan, banyak warganet asal Palembang yang menyuarakan dukungan terhadap tuntutan ini, terutama dalam bentuk ajakan boikot terhadap akun-akun Wellie Salim. Tagar seperti #BoikotWellieSalim dan #PalembangBermartabat mulai ramai di berbagai platform media sosial.
Selain itu, komunitas lokal juga berencana mengajukan petisi online, menuntut agar pihak berwenang mengambil tindakan tegas terhadap konten yang dianggap merugikan citra Palembang.
Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, Koalisi Masyarakat Palembang berencana untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Beberapa langkah yang sedang dipersiapkan meliputi laporan resmi ke pihak kepolisian untuk dugaan pencemaran nama baik dan penyebaran informasi yang menyesatkan, Upaya hukum adat dengan meminta tokoh adat dan sesepuh Palembang untuk mengambil tindakan simbolis terhadap pihak yang dianggap merugikan nama baik Palembang, koordinasi dengan komunitas kreator lokal, untuk menggalang dukungan luas dalam mempertahankan citra positif Kota Palembang di media sosial.
Palembang Bersatu untuk Harga Diri Kota
Koalisi Masyarakat Palembang menegaskan, bahwa ini bukan sekadar perlawanan terhadap satu individu, melainkan perjuangan untuk mempertahankan kebanggaan dan martabat masyarakat Palembang.
“Kami tidak akan tinggal diam ketika nama baik kota ini diinjak-injak oleh orang yang tidak memahami budaya kami. Langkah ini adalah bentuk nyata perlawanan terhadap segala bentuk penghinaan terhadap masyarakat Palembang,” ujar M Hidayatul Fikri, Ketua Koalisi.
Dengan dukungan dari berbagai tokoh dan elemen masyarakat, gerakan ini menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat Palembang siap mempertahankan kehormatan kotanya dari segala bentuk pencemaran nama baik. (ded/rel)







