




“Saya dedikasikan penghargaan ini untuk semua teman yang membesarkan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI),” ujar Teguh ketika memberikan sambutan singkat usai menerima piagam penghargaan MAW Talk Awards 2025.
Dalam kesempatan itu Teguh juga mengakui, bahwa dirinya khawatir menghadapi era disrupsi yang telah mengubah banyak hal karena informasi yang tumpang tindih.
Dia juga menyoroti dua fenomena yang menurutnya bertolak belakang. Pertama tentang tingkat literasi masyarakat Indonesia yang menurut UNESCO sangat rendah. Kedua, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki begitu banyak gadget.
“Bisa dibayangkan, intervensi teknologi digital yang sedemikian itu ternyata disambut SDM yang tingkat literasinya sangat rendah,” kata Teguh lagi.
Founder dan Chairman MAW Talk, Asmono Wikan, ketika mengumumkan para peraih mengatakan, ada enam indikator utama dalam penilaian, yakni pertama, inovasi kebijakan para tokoh di lembaga/organisasi masing-masing. Kedua, komitmen pada nilai-nilai ke-Indonesiaan, seperti keberagaman, kesetaraan dan inklusi.
Ketiga, tidak memiliki rekam jejak negatif/bebas dari masalah hukum selama setahun terakhir. Keempat, memiliki kontribusi (karya) yang berdampak bagi masyarakat Indonesia. Kelima, memiliki nilai-nilai luhur “Ngayogyakarta” yakni intelektualisme, mengayomi, toleransi, serta menghargai seni dan budaya.
Serta terakhir inspiratif atau menjadi role model bagi masyarakat/ekosistemnya, yang berarti mendorong perubahan baik ekonomi maupun sosial.
Penilaian dilakukan oleh Dewan juri yang terdiri dari Prof. Dr Masduki (Universitas Islam Indonesia), Dr Rahayu (Universitas Gajah Mada), Prof. Dr Adhianty Nurjanah (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Dr Christina Rochayanti (UPN Veteran Yogyakarta), dan Dr Lukas Ispandriarno (Universitas Atma Jaya Yogyakarta).
Dewan juri menilai sebanyak 500 nama tokoh dan lembaga selama penjurian tiga bulan sebelum akhirnya memutuskan pemenang untuk setiap kategori pada 19 Juli 2025.
Selain ‘Tokoh Media Berpengaruh’, kategori lain dalam MTA 2025 ini adalah ‘Tokoh PR Berpengaruh’, “Lembaga PR Berpengaruh”, “Lembaga Media Berpengaruh”, “Tokoh Publik Berpengaruh”, “Lembaga Publik Berpengaruh”, “Tokoh Bisnis Berpengaruh”, “Lembaga Bisnis Berpengaruh”, dan “Tokoh Sosial Masyarakat Berpengaruh”. HALAMAN SELANJUTNYA>>







