




“Ini permainan dan lomba yang murah meriah, namun berkualitas. Tidak perlu menggunakan peralatan dan perlengkapan mahal dan arena atau lapangan olahraga khusus. Mari kita rutinkan dan giatkan permainan gaple di lingkungan domisili, perkantoran dan lainnya,” ajak pria yang akrab dipanggil Ucu ini.
Zulyaden selalu tokoh masyarakat Desa Celikah Kayuagung yang menjadi peserta turnamen mengatakan, bermain gaple melatih kemampuan kognitif karena membutuhkan strategi dan perhitungan, sehingga dapat membantu melatih kemampuan berpikir logis dan memecahkan masalah.
Peserta lainnya yakni Ferizal Aziz berpasangan Johan utusan UPTD KIR mengatakan, bermain gaple bisa menjadi alternatif kegiatan yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang, terutama saat berkumpul bersama orang terdekat. “Menjadi hiburan yang terjangkau, permainan gaple tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena hanya membutuhkan satu set domino,” ujarnya.
Lalu Agus berpasangan Wanto dari Kelurahan Kedaton yang juga peserta mengatakan, meski kalah bermain, ia juga mendorong semua pihak rutin bermain gaple. “Kami rutin main gaple di Pos Perumahan Griya Nayla RT 11 Kelurahan Kutaraya, dalam seminggu mainnya bisa 3-4 malam,” ujarnya. (iso)







