



Lebih lanjut Ryan menjelaskan bahwa selama ini faktor keterlihatan atau visibilitas inventaris menjadi salah satu problematika terbesar dari industri manufaktur di Asia Pasifik. Karenanya penting untuk menerapkan transformasi digital, percepatan teknologi informasi dan teknologi operasi.
“Teknologi RFID (Radio Frequency Identification) adalah contoh lain yang memberikan visibilitas perangkat manufaktur. Jadi, hal itu melahirkan kecerdasan sehingga kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menemukan perangkat yang lain. Maka, kami membantu industri manufaktur menjadi lebih cerdas,” jelas Ryan.
Penjelasan Ryan tersebut terkait erat dengan studi Automotive Ecosystem Vision 2023 dari Zebra Technologies yang mengungkapkan sebanyak 69 persen dari produsen otomotif di kawasan Asia Pasifik berharap adanya peningkatan dalam industri manufaktur dan belanja teknologi sepanjang tahun 2023.
“Kita semua tahu bahwa manufaktur menghadapi tantangan yang signifikan di beberapa area. Salah satunya kekurangan tenaga kerja karena pandemi beberapa tahun terakhir dan butuh banyak waktu untuk membuat mereka kembali. Karena itu dibutuhkan pabrik-pabrik dengan sistem yang cerdas,” kata Ryan.
Sementara itu, Chief Technology Officer Zebra Technologies, Tom Bianculli memberi pandangan terkait proses logistik dan transportasi yang menjadi semakin mudah dengan pengembangan RFID melalui otomasi pengambilan data lewat perangkat komputer genggam. HALAMAN SELANJUTNYA>>

