IWWA ke-2 Diadakan di Kabupaten Lahat







Ghumah Baghi di Desa Pajar Bulan ini merupakan Ghumah Baghi berjenis tatahan dimana terdapat pahatan pada dinding rumah dan pada beruge. Tiang Ghumah Baghi berjumlah delapan dan beruge berjumlah empat masih berupa tiang balok kayu bulat utuh dan masih dalam kondisi kokoh dan kuat. Atap beruge berupa seng masih dalam kondisi bagus begitu juga lantai ghumah berupa papan kayu dalam kondisi bagus tetapi lantai dan dinding samping beruge sudah sedikit rusak dan perlu perbaikan.

Pada bagian depan ghumah bagi ada penambahan teras dan pada bagian bawahnya ada satu ruang dengan kontruksi batu bata. Untuk mempertahankan keaslian dan pelestarian ghumah baghi ini sebaiknya bangunan tambahan apalagi berupa kontruksi batu bata atau bahan lainnya yang tidak selaras dengan kontruksi ghumah baghi agar dapat dihindari dan dibongkar.

Desa Pajar Bulan Kecamatan Mulak Ulu berjarak sekitar 51 Km dari pusat Kota Lahat dan saat ini dipimpin oleh Sapurdin. Di desa ini masih terdapat sekitar 10 Ghumah Baghi akan tetapi yang masih ada bangunan beruge hanya satu ghumah baghi saja. Nasib Ghumah Baghi di Desa Pajar Bulan juga mempunyai nasib yang sama dengan Desa Geramat dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Mulak Ulu seperti Desa Lesung Batu, Air Puar dan Mengkenang.

Selanjutnya tim menuju Desa Gunung Liwat Kecamatan Kota Agung yang berjarak sekitar 27 Km dari Desa Pajar Bulan atau berjarak 51 Km dari pusat Kota Lahat. Untuk menuju desa ini dari Pasar Kota Agung ke arah selatan dan di Desa Sukarame belok ke kiri jika dari arah Kota Lahat belok ke arah kanan, lalu menyusuri jalan aspal dengan lebar sekitar 4 meter.

Dari Desa Sukarame melintasi Desa Lawang Agung, Karang Endah, Pandan Ara Hulu, Kebun Jati, Bintuhan dan setelah masuk desa Singapure setelah ada pertigaan lalu belok ke arah kiri dan terus mengikuti jalan ini sekitar 1 Km maka terlihat Ghumah Baghi di sebelah kanan dan di sebelah kiri jalan ada lagi sebuah Ghumah Baghi yang telah di cat warna kuning dan putih dengan atap sudah berubah bentuk. Tepat di bagian belakang Ghumah Baghi ini satu tengkiang berada.

Di Desa Gunung Liwat ini tim lebih fokus melihat Tengkiang. Dari informasi yang tim dapat bahwa di Desa Gunung Liwat masih ada empat tengkiang dengan keberadaan dua di desa dan dua di tepi sawah, tim melihat tengkiang di belakang Ghumah Baghi dan di belakang rumah kepala desa.

Tengkiang adalah sebuah bangunan dengan ukuran 3×3 meter yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil panen padi. Tengkiang dibangun dengan kontruksi tertentu dan terpenting adalah agar hasil panen padi tidak diganggu oleh hama seperti tikus.

Kontruksi tengkiang mulai dari bawah tiang penyanggah diletakkan di atas batu seperti kontruksi Ghumah Baghi dengan maksud agar kayu penyanggah tidak dimakan rayap. Tepat di atas tiang penyanggah dipasang papan agar tikus tidak dapat naik ke bagian bangunan utama tengkiang, hal ini yang membuat hasil panen padi aman dari serangan hama tikus.

Lantai tengkiang terbuat dari bilah bambu, lantai berbahan bambu berfungsi agar padi selama dalam penyimpanan cepat mengering dan tidak dimakan rayap serta busuk sehingga bisa bertahan lama. Bagian dinding dari bilah bambu dengan kontruksi tiang dari kayu, bagian atap dari seng dengan bentuk lancip seperti kontruksi Ghumah Baghi. HALAMAN SELANJUTNYA>>



About Admin JejakNegeriku.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!