



“Kami juga harus mampu menjawab setiap kejadian yang sedang terjadi dan sedang viral yang berkaitan dengan Polri itu sendiri, sehingga tidak ada jawaban ‘no comment’ atau yang seperti itu,” imbuhnya.
Contohnya seperti kejadian yang saat ini sedang viral, bahwa ada seorang yang baru membeli motor dari dealer, kemudian ditilang oleh Polisi, setelah kita telusuri, ternyata merupakan berita hoaks jadi seperti itulah humas yang dituntut dalam era digital dan keterbukaan ini, dan Humas akan selalu berbenah dan berkembang lebih baik lagi ke depannya, tuturnya.
Pada kesempatan ini, ia mengimbau kepada masyarakat, terutama untuk peserta yang hadir pada hari ini, agar bisa memberikan atau menyebarkan berita secara cepat, tepat dan akurat, tetapi yang lebih penting adalah saring sebelum sharing sehingga kita tidak menjadi pelaku penyebaran berita hoaks secara tidak sengaja apalagi disengaja
Masih kata Pandra, Polri memiliki cyber patrol begitu pula Humas memiliki cyber patrolnya yang bekerja siang malam untuk melakukan patroli di media sosial, kanal berita dan terhadap akun-akun lainnya yang berpotensi menjadi penyebab penyebaran berita-berita hoaks.
Pihaknya juga selalu melakukan langkah-langlah preventif, preemtif, represif, jadi Polri tidak serta merta melakukan tindakan represif terhadap pelaku-pelaku penyebaran hoaks,” ujarnya.
“Berita hoaks ini, sangat fatal dan sangat merugikan di masyarakat, tetapi masyarakat jangan takut berekspresi, kita semua bebas berekspresi di media sosial, tapi tetap bertanggung jawab dan dalam batas dan norma yang berlaku”, katanya. (Antara/ded)

