Gubernur Herman Deru Tegaskan Komitmen Sumsel Cegah Pelanggaran HAM Berat









Lebih lanjut, Herman Deru menguraikan kondisi sosial budaya Sumsel yang dikenal sebagai daerah dengan label Zero Konflik. Hal ini didukung keberagaman masyarakat yang hidup rukun meski terdiri dari 9 suku asli dengan 17 bahasa daerah berbeda.

Ia menambahkan bahwa masyarakat Sumsel memiliki karakter keras, tetapi mudah diajak berunding. Konflik yang kerap muncul biasanya terkait masalah tanah, baik dengan perusahaan maupun antar warga. Namun, sebagian besar persoalan dapat diselesaikan secara musyawarah tanpa menimbulkan eskalasi besar.

“Orang Palembang itu sejatinya berwatak keras, tetapi mudah diajak berunding. Konflik di Sumsel rata-rata masalah tanah, dan biasanya bisa diselesaikan lewat musyawarah,” jelasnya.

Gubernur juga menyinggung soal konflik politik, baik pada momentum Pilkada maupun Pileg. Menurutnya, residu politik di Sumsel cenderung minim karena masyarakat lebih mengutamakan jalur ekonomi dibanding pertentangan.

“Sejarah mencatat Sumsel relatif minim catatan pemberontakan. Masyarakat lebih memilih berdagang ketimbang berkonflik,” paparnya. HALAMAN SELANJUTNYA>>

















About Admin JejakNegeriku.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!