




Menanggapi undangan tersebut, Gubernur Herman Deru menyatakan apresiasinya. Ia menekankan bahwa perbankan syariah memiliki peran ganda, yakni tidak hanya sebagai penyedia layanan keuangan, tetapi juga agen literasi dan edukasi bagi masyarakat.
“Bank Syariah Indonesia tidak hanya memberi layanan finansial, tetapi juga berkewajiban mendidik masyarakat tentang manfaat ekonomi syariah. Ini penting, apalagi mayoritas masyarakat Sumsel adalah muslim,” ujar Gubernur.
Menurut Herman Deru, literasi keuangan syariah harus diperluas agar masyarakat lebih percaya dan mau beralih dari layanan konvensional. Ia menargetkan setidaknya 25 persen masyarakat Sumsel sudah menggunakan layanan syariah dalam lima tahun ke depan.
Untuk mencapai target tersebut, Gubernur meminta BSI menjalin sinergi dengan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Sumsel. KDEKS diharapkan menjadi mitra strategis bagi semua bank syariah dalam memperluas pangsa pasar.
“Saya titip KDEKS ini untuk semua bank syariah, termasuk BSI. Dengan kerja sama yang erat, kita bisa merebut pasar dan menjadikan layanan syariah sebagai pilihan utama masyarakat,” ungkapnya.
Selain mendorong edukasi keuangan, Gubernur juga berharap BSI mendukung agenda pembangunan daerah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satunya dengan ikut serta dalam event Sriwijaya Ranau Gran Fondo, yang setiap tahun menjadi kebanggaan Sumsel.
“Ini event besar tahunan kita. Saya berharap BSI bisa memberikan dukungan, baik dalam promosi maupun kontribusi CSR, agar event ini semakin meriah,” tambahnya.
Dengan komitmen bersama antara pemerintah daerah dan BSI, Herman Deru optimistis Sumsel akan menjadi pionir dalam pengembangan ekonomi syariah di Sumatera. (rob)







