




“Di tengah era globalisasi, kita justru harus memperkuat akar budaya kita sendiri. Salah satunya dengan tetap menjaga tradisi ruwatan desa seperti ini,” imbuhnya.
Herman Deru juga mengingatkan pentingnya keguyuban dan gotong royong antar warga. Menurutnya, kemajuan desa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga hasil dari kekompakan seluruh elemen masyarakat.
“Gotong royong bukan sekadar bersih-bersih, tetapi kesediaan untuk saling membantu dan berkontribusi demi kemajuan bersama,” tegasnya.
Di akhir acara, Herman Deru menyerahkan santunan kepada 100 anak yatim sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Ia berharap, kegiatan semacam ini menjadi penguat nilai sosial dan spiritual masyarakat.
Ketua pelaksana kegiatan, Devi Susanto, menyampaikan bahwa acara ini rutin digelar setiap tahun atas inisiatif dan dana swadaya warga Air Batu. “Kami meyakini bahwa menjaga budaya adalah bagian dari ibadah. Ini amanat para sesepuh kami,” katanya.
Ia juga menitipkan aspirasi masyarakat kepada Gubernur mengenai kondisi infrastruktur jalan di desa mereka. “Kami berharap jalan di Air Batu bisa diperbaiki agar aktivitas warga lebih nyaman dan lancar,” ucapnya.
Acara ditutup dengan arak-arakan warga menuju lokasi pemecahan kendi, sebagai simbolisasi selesainya prosesi Ruwatan Bersih Desa. Tampak hadir sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Bupati Banyuasin Netta Indian, Anggota DPRD M. Ari Hegar, serta para pejabat dari Pemprov Sumsel. (rob)







