



Selama riset yang dilakukan sendiri, Kore-eda menemukan fakta bahwa permasalahan kotak bayi juga terjadi di Korea dan telah dianggap sebagai diskusi sosial dibandingkan dengan Jepang, negara asalnya.
“Selama penulisan naskah dan penelitian saya di Korea, saya mendengar cerita tentang anak-anak yang ditinggalkan di dalam kotak bayi. Melihat anak-anak putus asa mempertanyakan diri mereka sendiri, ‘Apakah benar-benar ada hal yang baik bagi saya untuk dilahirkan?’ Saya dipenuhi dengan keinginan untuk membuat film yang dapat menjawab pertanyaan itu,” katanya dalam pernyataan resmi yang dikutip ANTARA, Senin.
Secara umum, fenomena meninggalkan bayi di dalam sebuah kotak pada dinding yang telah disediakan pusat-pusat sosial seperti gereja atau rumah sakit terjadi di banyak negara di dunia, tidak hanya di Korea maupun Jepang.
Kehadiran kotak bayi telah menimbulkan kontroversi sejak lama. Pada satu sisi, kotak bayi dapat berfungsi sebagai tempat aman para bayi yang tidak diinginkan untuk diselamatkan, namun pada sisi lain kotak bayi diklaim turut mendorong para ibu mengambil jalan keluar termudah dari tanggung jawab mereka. HALAMAN SELANJUTNYA>>

