




“Sekarang orang sudah menjadikannya menjadi kultur baru bahwa mengikuti festival itu tidak harus hadir secara fisik, tapi bisa mengakses melalui beberapa saluran, pun dengan diskusinya. Sekarang jauh lebih accessible dan diverse dalam banyak hal,” kata Hilmar.
“Kalau dulu mungkin yang terlibat itu hanya festival-goers, sekarang semuanya bisa jump in, melihat ada tema yang menarik, dan itu membuatnya semakin diverse dan akan menambah bobot dari penyelenggaraan festivalnya,” ujarnya menambahkan.
Saat disinggung mengenai kebijakan pemerintah untuk menyikapi ancaman varian COVID-19 baru, Hilmar mengatakan pihaknya selalu waspada untuk mengikuti perkembangan. Ia kemudian membandingkan dengan kondisi 1,5 tahun lalu, dan menilai bahwa pelaku industri perfilman sudah lebih siap menghadapi tantangan di masa mendatang.
“Industri film sendiri saya kira belajar banyak sekali mulai dari produksi, distribusi, kanal distribusi baru, dan cara-cara untuk menghadirkan karya dengan medium yang berbeda. Kita semua belajar banyak dari pengalaman pandemi ini. Mudah-mudahan kita lebih siap ke depannya,” kata Hilmar. (Antara/andi)







