



“Untuk membuat gula semut ini, serpihan ini selanjutnya disaring kembali agar mendapatkan ukuran yang lebih kecil. Bila dilihat sama seperti sarang semut. Itulah yang membuat kami menamai produk ini Gula Semut.” ujar Nuriah.
Nuriah juga menyampaikan, bahwa tantangan dalam pembuatan gula aren dan gula semut ini tidak hanya berkaitan dengan waktu pembuatan yang cukup lama, disamping itu tenaga ekstra dan fisik yang kuat sangat dibutuhkan. Semakin mengental, bahan baku tersebut akan semakin sulit untuk diaduk.
“Kami sangat antusias dengan kedatangan mesin ini. Sangat bersyukur dengan bantuan yang diberikan oleh PLN. Dulu serba manual, Alhamdullilah sekarang sudah ada mesinnya. Dulu mengaduk sendiri, sekarang sudah dibantu oleh mesin,” tambah Nuriah.
Selain mempermudah proses pengolahan bahan baku, Nuriah optimis, akan terjadi peningkatan kuantitas hasil produksi kedepannya.
“Waktu pembuatan menjadi lebih cepat, tentu saja berdampak dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Dengan mesin ini, jumlah produksi akan berlipat ganda. Semoga produk UMKM ini bisa dikenal luas dan mampu bersaing secara nasional,” pungkasnya.
Assistant Manager Komunikasi dan TJSL PLN UIP Sumbagsel, Dimas Kriesta Wijaya sangat bersyukur bahwa bantuan yang diberikan oleh PLN UIP Sumbagsel dapat memberi manfaat yang cukup besar bagi pengelolaan dan kegiatan usaha UMKM di Desa ini.
Dalam sambutannya, Dimas berharap, bahwa bantuan ini tidak hanya memberikan dampak dari sisi peningkatan kuantitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan. HALAMAN SELANJUTNYA>>

