




Ia menekankan pentingnya kerja sama antarwilayah dan optimalisasi Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan pangan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Bambang Pramono, mengidentifikasi kelompok makanan, transportasi, pakaian dan alas kaki, serta pendidikan sebagai sektor yang perlu diantisipasi dalam menjaga stabilitas inflasi.
Ia juga menyebut potensi tekanan dari inflasi inti, seperti emas dan kopi, yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat.
Bank Indonesia merekomendasikan penguatan digitalisasi pertanian, pemanfaatan sosial funding, serta korporatisasi petani untuk akses pembiayaan yang lebih baik.
Acara ini turut dihadiri pejabat penting nasional dan daerah, termasuk pejabat Kemenko Perekonomian, Kepala OJK, BPS, BMKG, dan para kepala daerah se-Sumsel. Dengan penguatan digitalisasi, diharapkan Sumsel mampu menciptakan ekosistem ekonomi daerah yang modern, efisien dan inklusif. (rob)







