




Jakarta, JN
Pengamat film sekaligus Wakil Ketua I Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Hikmat Darmawan berpendapat bahwa restorasi film-film klasik Indonesia dengan akses penayangan dapat membuka wawasan baru untuk penonton film muda.
“Kalau tidak ada forum penayangan (film-film klasik dan restorasi), rasanya menjadi susah untuk melihat film-film masterpiece dari generasi ke generasi, jadi film itu bisa terwariskan,” kata Hikmat dalam diskusi daring, Minggu (24/4/2022).
Sineas dan film progammer Ifan Ismail mengatakan, restorasi film tidak sesederhana kelihatannya. Terdapat sejumlah tantangan yang menanti.
“Pertama adalah dari segi teknologi, apalagi kalau restorasi seluloid, yang secara fisik (harus) diperbaiki. Kalau restorasi digital relatif lebih mudah karena yang disunting atau dibersihkan adalah gambar digitalnya,” kata Ifan.
Selanjutnya, adalah masalah hak milik dari film tersebut. HALAMAN SELANJUTNYA>>

