



Dia melanjutkan, dari hasil sosialisasi tersebut warga di lima desa di Kecamatan Air Sugihan yang berbatasan dengan daerah konflik gajah, sepakat untuk membentuk tim sebagai perpanjangan tangan dengan pihak terkait untuk berkoordinasi. Seperti dengan PT BAP, BKSDA Sumsel KPH, Dishut, Forkopimca. Di setiap desa mengirimkan masing-masing empat orang perwakilan untuk gabung dalam tim mitigasi tersebut.
“Ada lima desa di Kecamatan Air Sugihan OKI Sumsel, yang akan menjadi bagian dari tim mitigasi cegah konflik gajah-manusia. Yakni Desa Bukit Batu, Simpang Heran, Srijaya Baru, Jadi Mulya dan Banyu Biru,” ujarnya.
Mewakili Kepala Balai KSDA Sumsel melalui Kepala SKW III Azis Abdul Latif MS menyampaikan, bahwa pentingnya berbagi ruang antara manusia dan satwa liar terutama gajah untuk dapat hidup berdampingan. Terhadap Tim mitigasi yang dibentuk akan diberikan peningkatan kapasitas pengetahuan terkait penanganan satwa gajah, dan segera menyusun dan melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Tim berfungsi memberikan peringatan dini bagi warga terkait kehadiran satwa gajah. Serta melaksanakan pertemuan dalam waktu dekat untuk menyusun program kerja dalam penanganan konflik manusia dan satwa gajah pada awal bulan Oktober 2022. Untuk desa-desa lainnya dapat berkoordinasi dengan desa-desa perbatasan,” ucap Azis. (iso/ril)

